Senin, 04 Juli 2011

Sikap Kaum Muslimin Saat Ini Terhadap Barat



I.  Apriori
Sikap sebagian kaum Muslimin yang menolak mentah-mentah terhadap nilai-nilai Barat beserta konsekuensinya ialah mereka mengisolasi diri dari dinamika modernisasi sama sekali. Dampaknya, mereka mengalami kemunduran, kejumudan, dan keterasingan dalam kehidupan. Sikap ini tidak sesuai dengan Al Quran dan As-Sunnah. {(lih. Q.S. Ali Imran 190-191), H.R. Turmudzi (Ilmu itu milik kaum muslimin yang hilang, dimana saja ia dapatkan maka ia lebih berhak atasnya), (dan Surah Rasulullah saw.), dan sirah shahabat ra.})
Sikap ini masih nampak pada sebagian kaum Muslimin, seperti menolak mentah-mentah mempelajari ilmu pengetahuan yang berasal dari Barat, menolak sarana teknologi. Mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang bersumber dari Barat adalah haram. Sikap ini terlihat seperti pada sikap menolak speaker di sebagian masjid, tidak mau menerjemahkan khutbah saat shalat Jumah, dan sebagainya.

2.  Permisif

Permisif merupakan sikap yang dominant di masyarakat, seperti: Sikap menyerah kalah, tunduk, dan patuh. Akibatnya, mereka menjiplak habis-habisan___segala sesuatu yang berbau Barat___tanpa proses penyaringan. Sikap ini diikuti dengan sikap memandang rendah terhadap semua yang berasal dan berbau Islam. Mereka menganggap hukum-hukum Islam telah ketinggalan jaman. Mereka mengalami inferiority complex syndrome terhadap Islam. Sikap ini terutama dialami oleh sebagian kaum pemuda dan kaum intelektual muda yang dididik dengan pengetahuan Barat tanpa dibekali dengan kerangka berpikir yang Islami. Akibat keringnya bidang-bidang tersebut___dari orang-orang yang memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam___, maka terjadilah kerusakan disegala bidang kehidupan, seperti Korupsi, kolusi, sex-bebas, ectassy, tawuran, dan sebagainya..

3. Selektif

Menerima dan melaksanakan proses filterisasi kebudayaan Barat dengan paradigma berpikir islami. Yang sesuai dengan hukum dan nilai Islam diambil dan yang bertentangan ditolak dan dijauhi. Hal ini merupakan pemahaman yang benardan dianut oleh para cendikia dan pemikir muslim mutakhir sejak era kebangkitan Islam akhir-akhir ini. Era ini dipelopori oleh Rasyid Ridha (Mesir), Muhammad Iqbal (Palestina), Muhammad Abduh (Mesir), Abul A’la Maududi (Pakistan), dan Hasan Al Banna (Mesir).
Menurut pemahaman ini, ilmu pengetahuan yang bersumber dari Barat banyak yang bermanfaat, asal dibingkai dengan nilai-nilai Islami. Mengapa? Karena ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut asalnya dipelajari ilmuwan Barat dari kaum Muslimin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar