Senin, 04 Juli 2011

Bahaya Peradaban Barat Modern


Bahaya Peradaban Barat Modern

Lebih lanjut, DR. Qardhawi menjelaskan beberapa sisi lemah peradaban Barat yang harus diwaspadai oleh kaum Muslimin saat berinteraksi dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat.
I. Dekadensi Moral
Permisifisme (paham serba boleh) merupakan pangkal dari kerusakan moral dan akhlak umat manusia saat ini, sehingga perlu diwaspadai dan ditangkal. Kehidupan individualistis, bebas, dan tanpa batas sehingga menabrak aturan-aturan Islam, serta tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Akibatnya, terjadi kerusakan yang belum pernah dialami sepanjang sejarah umat manusia. Berbagai masalah psikososial bermunculan seperti: Depresi, stress, drop-out, terlibat pemakaian obat terlarang dan minuman keras, kehamilan pra-nikah, kekejaman fisik, tidak betah di rumah, tidak ingin diatur, dan yang paling memprihatikan adalah timbulnya berbagai penyakit seksual (seperti: Siphilis serta HIV/AIDS[1]).
WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap hari jumlah infeksi baru bertambah 8.500 orang, 1000 diantaranya bayi dan anak-anak. Saat ini tidak ada sebuah negara pun yang benar-benar terbebas dari HIV/AIDS. Di Indonesia menurut WHO diperkirakan pada tahun 1997 sudah mencapai 35.000-50.000 orang[2]. Sementara menurut Komisi Penanggulangan AIDS nasional dan beberapa lembaga di UI diperkirakan sudah mencapai 40.000-100.000 orang yang terinfeksi AIDS[3].
2. Keretakan Keluarga
·        No Child Double Income, yaitu suatu ajaran dari materialisme yang menolak memiliki anak berdasarkan banyak investasi yang harus dikeluarkan. Artinya, jika tidak punya anak, pendapatan dapat dinikmati sepuasnya.
·        Children without Parents/broken home, yaitu fenomena anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Akibatnya, mereka mencari perhatian dengan menghambur-hamburkan uang, narkoba, tawuran, sex bebas, dan sebagainya. Suami menuntut mantan istri dan sebaliknya. Fenomena kerusakan institusi keluarga di Barat sudah sedemikian parahnya sehingga terjadi saling tuntut antara suami istri yang bercerai (e.g: kasus Jane Seymour, Jane Fonda, Kim Bassinger, Susan dan Joane Collins, perancang busana Mary McVaden, dan bahkan diantara “suami-istri” lesbian Martina Navratilova dengan “pasangannya”).
·        Ibu Sewaan. Hal lain yang mengerikan dari peradaban Barat yang sedang “sakit parah” adalah berkembangnya lembaga yang menyewakan “rahim” untuk menampung hasil pembuahan dari pasangan yang ingin punya anak tapi “malas” mengandungnya. Menurut penelitian antara 1976-1986 ada 600 bayi yang dilahirkan melalui tabung dan wanita sewaan. Pada masa yang akan datang diperkirakan “pusat penetasan” ini semakin berkembang karena 15% pasangan suami istri Amerika tidak subur dan mandul.
·        Keluarga sejenis. Salah satu rekomendasi keputusan dari Konferensi Modern Kependudukan dan Demografi Dunia di Kairo, adalah agar negara dunia___khususnya Negara berkembang___mendorong “hak” para pasangan dari satu jenis kelamin untuk “menikah” sebagaimana hak manusia lainnya. Berkembangnya “keluarga” satu jenis kelamin ini menentang fitrah manusia yang sehat. Jika hal tersebut dilaksanakan akan mengakibatkan sakit, baik fisik (diantaranya AIDS) maupun mental (abnormal). Islam secara tegas menentang dan mengharamkan hal tersebut. (Q.S. 26: 165-166)
3. Gerakan Pembangkangan Terhadap Materialisme di Barat
·        Hippies dan Vegabond.
Akibat kehausan spiritual dan materialisme konsumtif masyarakat Barat memunculkan gerakan pemberontakan terutama dikalangan kaum muda dengan pelarian kepada minuman keras, obat-obatan terlarang dan seks. Mereka ingin menghentikan kemajuan IPTEK yang harus dibayar dengan social cost yang sangat besar dan telah mengorbankan nilai-nilai fundamental kemanusiaan.
·        Fenomena Suicide dan depressi.
Majalah Times dalam judul ‘Bunuh Diri di Kalangan Remaja AS’ menerangkan bahwa pada atahun 1985 telah terjadi peningkatan bunuh diri 60 orang dari kalangan remaja dan 60 orang dikalangan orang tua dari setiap 100 ribu orang AS.
Kriminalitas dan ketakutan.
.
Beberapa laporan tentang kondisi moralitas masyarakat Barat di AS saat ini, antara lain:[4]
a.      Empat dari sepuluh penduduk AS merasa terancam pembunuhan, pemerkosaan, dan penodongan.
b.     Lima puluh dua persen masyarakat kota merasa terancam dan mempersenjatai dirinya. Sembilan dari sepuluh masyarakat AS mengunci pintu rumahnya dengan kunci ekstra dan mengenali setiap tamu yang datang.
c.      Tujuh dari sepuluh masyarakat AS menutup jendela mobil ketika mengendarainya. Enam dari sepuluh menelpon ke rumah famili yang baru saja mengunjunginya untuk mengetahui keselamatannya. Mereka mendukung pemberian wewenang yang lebih pada polisi untuk melakukan tindakan yang lebih keras terhadap orang yang dicurigai.
d.     Bahkan, dua atau tiga orang menuntut diberlakukannya hukuman mati bagi penjahat dengan kekerasan.
4. Peringatan Ilmuwan Barat Modern
·        Alexis Carrel menyatakan dalam bukunya Man the Unknown[5], “Peradaban modern ini tidak sesuai dengan kita, karena ia dibentuk dengan tidak mengenal tabiat kita yang sebenarnya. Meskipun ia diciptakan dengan jerih payah kita, namun ia tidak cocok dengan ukuran dan kondisi kita.”
·        Renan Dupont dalam bukunya So Human an Animal menyatakan, “Setiap ilmuwan mencemaskan generasi yang lahir dalam lingkungan social yang buruk dan tak terkendali yang telah kita ciptakan sendiri.
·        John Dewey menyatakan, “Peradaban yang membiarkan ilmu pengetahuan menghancurkan moral masyarakatnya adalah peradaban yang menghancurkan dirinya sendiri.”
·        Arnold Toynbee menyatakan, “Peradaban ini telah mengelabui mereka dan menjual nyawa mereka dengan diganti oleh bioskop dan radio. Ini adalah pemiskinan rohani yang dilukiskan Plato sebagai masyarakat Babi.
·        Roger Geraudy dengan lebih keras menyatakan, “Mereka (barat) bekerja keras menanamkan ide “bom demografi” kepada Negara Ketiga yang tak akan sanggup dipikul oleh sumber alam dunia pada tahun 101-. PBB melaporkan bahwa 84,7% sumber alam dunia dikonsumsi oleh negara kaya yang berjumlah1/5 penduduk dunia. Dan 1,4% yang dikuasai 4/5 penduduk dunia yang miskin. Seolah-olah mereka mau berkata kepada egara-negara berkembang: Mulai sekarang kalian harus secara ketat membatasi kelahiran agar kami dapat terus merampok dan memeras sumber alam kalian.”
Rabbanaa akhrijnaa min haadzhihil qaryatizh-zhalimi ahluha



[1] Saptandari, P.MA., Remaja, AIDS dan Permasalahannya: Suatu Tinjauan Aspek Sosio Kultural. FISIP Unair. Surabaya.
[2] Duarsa, WN., AIDS dalam Ebers Papyrrus Jurnal Kedokteran FK UNTAR. Jakarta.
[3] Roesin R., Kontroversi Epidemi HIV/AIDS dalam Media Komunikasi dan Informasi Tentang Penyakit Menular Seksual HIV/AIDS - Waspada, DESEMBER 1996 (I):7-11.
[4] Qardhawi, Y., Islam Peradaban Masa Depan. Pustaka Al Kautsar. Jakarta. 1996
[5] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar