Senin, 01 Februari 2016

SYAHADAT PINTU GERBANG KEBAHAGIAAN DALAM ISLAM



SYAHADAT PINTU GERBANG KEBAHAGIAAN DALAM ISLAM
Oleh H.Sofyan Siroj, Lc, MM



            Semua muslim mengucapkan syahadat sebagai gerbang untuk masuk ke dalam agama Islam. Setiap muslim wajib menguak dan mendalami makna yang dikandung oleh syahadat dan menjadikannya sebagai titik perubahan.

            Sejak dulu hingga hari ini jika manusia diajak untuk berpindah kepada Islam mereka akan senantiasa bertanya, Apa yang saya dapatkan dalam Islam? Apakah saya akan memperoleh kebahagiaan ? Selalu saja pertanyaan seperti itu muncul. Kesalahan yang sering dilakukan umat Islam adalah mereka berhenti pada mengucapkan syahadat. Syahadat hanya pelengkap identitas untuk bisa disebut sebagai seorang muslim. Banyak yang tidak tahu tentang Islam sama sekali bahkan yang paling dasar sekalipun. Bahkan,  untuk melafalkan kembali syahadat (yang dulu pernah diucapkan) sudah cukup membuat kerepotan. Mustahil Mereka menemukan kebahagiaan dalam Islam. Serta mustahil umat Islam menjadi pemimpin peradaban (trendsetter) yang menjadi rujukan semesta. Selaras dengan yang diproklamirkan Islam rahmatan lil’alamin.

Jumat, 29 Januari 2016

BAHASA, SEJARAH DAN BUDAYA MENYATUKAN KITA



BAHASA, SEJARAH DAN BUDAYA MENYATUKAN KITA
Oleh: H. Sofyan Siroj, Lc, MM

Thomas Carlyle Pujangga Inggris pernah mengatakan :
Amerika telah berpisah dengan kita. Namun bahasa selau mempertemukan kita dengan Amerika. Satu waktu Indiapun akan lepas dari kita, namun Bahasa Inggris akan selalu mengikat kita dengan India.”
Begitulah pula saya berkata sekarang, dalam majelis seminar ini, di hadapan saudara-saudara kita yang datang sebagai peninjau (pemerhati) dari Singapura dan Malaysia, yaitu dari Johor, Malaka, Kedah dan dari University of Malaysia.

Mari mudikki sejarah ke hulu
Dimana tersekat lekas elakkan
Pusaka nenek yang dulu-dulu
Sama dibuhul, sama diikatkan

Sebaris tiada yang lupa
Setitik tiada yang hilang
Yang diarah, yang dicita
Pegangan teguh malam dan siang

Kamis, 28 Januari 2016

Amanah ! Wibawa Seorang Pemimpin



Amanah ! Wibawa Seorang Pemimpin
Oleh, H. Sofyan Siroj, Lc, MM


Amanah merupakan salah satu pilar kenabian. Bahkan amanah menjadi begitu penting sebagai syarat mengajak kepada kebaikan. Ini disebabkan dalam amanah ada cinta, ada kejujuran dan integritas. Ketika amanah tertunaikan ia akan menjadi kekuatan pengaruh yang luar biasa bagi orang yang ada di sekitarnya sehingga setiap kata, gerak akan menjadi tolak ukur dan style bagi orang-orang kebanyakan.

Secara sederhana amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah sangat terkenal dengan sifat amanahnya sampai-sampai ia digelari al-amin. Para Nabi dan Rasul dibekali dengan sifat amanah agar kaum yang mereka pimpin memiliki kepercayaan terhadap ajaran yang mereka bawa. Bahkan meski demikianpun, masih banyak juga kaum mereka yang ingkar dan berupaya keras untuk membunuh Nabi mereka. 

Rabu, 27 Januari 2016

KEKUASAAN EFEKTIF



KEKUASAAN EFEKTIF
Oleh: Sofyan Siroj, Lc.MM





“Segenggam kekuasaan lebih efektif dari pada sekeranjang kebenaran” mungkin kita pernah mendengar ungkapan ini.  Hal ini disebabkan kekuasaan adalah sebuah lembaga, sistem yang terorganisir dengan baik serta dilindungi oleh perangkat-perangkat  aturan. Sehingga ia menjadi begitu kuat untuk memaksa siapa saja.  Dengan kekuatan tersebut  kekuasaan boleh jadi mengabaikan kebenaran bahkan meninggalkannya.  Bagaimana kebenaran ditinggalkan bahkan diinjak-injak oleh kekuasaan dapat kita lihat dalam berbagai episode sejarah masa lalu bahkan pada masa sekarang.

 Dalam sejarah negeri kita beberapa waktu sebelum reformasi, menyuarakan pendapat adalah tindakan subversive, melawan pemerintah. Begitu juga, jika ada yang berani mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah maka ia ‘berhak’ dihilangkan.  Begitu juga dengan Amerika, ia begitu pongah dengan kekuasaan yang dimiliki, walau jutaan bahkan miliaran penduduk dunia menentang agresinya ke Irak ia tetap tak bergeming sedikitpun, Irak dibuat porak-poranda. Penentangan terhadap perang tanpa alasan adalah sebuah kebenaran, tetapi kebenaran itu diabaikan dan tidak dipandang sebelah mata.