Senin, 04 Juli 2011

HAKIKAT AKIDAH



Tentang Zat Allah
Allah adalah Esa dalam Zat-Nya dan tiada sekutu bagi-Nya. Tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada yang menandingi-Nya. Dia Yang Awal tanpa ada yang mengawali dan Yang Akhir tanpa ada yang mengakhiri. Keabadian tanpa kesudahan. Maha Berdiri Sendiri dengan keagungan-Nya. Dialah Yang Zhahir dan Yang Batin. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tentang Maha Sucinya Allah
Sesungguhnya Allah bukanlah materi dan tidak ditempati oleh materi. Dia tidak bertempat dalam sesuatu dan tidak ditempati oleh sesuatu. Dia tidak dibatasi oleh ukuran, tidak tercakup oleh wilayah. Dia disucikan dari batasan waktu. Bahkan, Dia ada sebelum waktu dan ruang diciptakan. Tidak dikelilingi arah dan tidak pula dilingkupi langit. Maha Suci Allah dari segala kekurangan. Dia senantiasa dalam sifat kesempurnaan-Nya, dan tidak memerlukan tambahan kesempurnaan.

Tentang Kekuasaan Allah
Allah Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan Maha Penakluk. Milik-Nya kekuasaan dan kerajaan. Segala yang ada di langit dan di bumi tunduk dalam genggaman kekuasaan-Nya. Di tangan-Nyalah perubahan segala urusan. Apa yang telah ditentukan-Nya tak terhitung, dan apa yang diketahui-Nya tidak terbatas.

Tentang Ilmu Allah
Dia-lah Allah, Yang Maha Mengetahui segala yang diketahui. Tiada yang luput dari ilmu-Nya walaupun semisal atom di bumi maupun di langit. Dia Mengetahui yang rahasia, walau getaran hati dan pikiran. Dia Mengetahui sejak zaman azali, bukan dengan ilmu baru yang dicapai dengan percobaan dan perpindahan.



Tentang Kehendak Allah
Sesungguhnya Allah Maha Berkehendak terhadap semua makhluk. Apa yang dikehendaki-Nya, pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, pasti tidak akan terjadi. Tidak ada yang mampu menolak kejadian yang ditetapkan-Nya, tidak mampu menentang-Nya, dan tidak ada daya apapun bagi semua makhluk di alam semesta yang mampu mengomentari qada dan qadar-Nya.
Bila seseorang ditanya tentang qadar, maka hendaklah ia menahan diri. Umar ra ketika ditanya tentang qadar, ia berkata, ”Ia adalah samudra yang dalam, janganlah engkau menyelaminya.”
   
Perbedaan dalam memandang qada dan qadar Allah memunculkan beberapa golongan. Golongan Qadariyah mengingkari adanya qada dan qadar Allah. Mereka beranggapan bahwa baik dan buruk kehidupan manusia adalah mutlak berasal dari ikhtiar diri mereka sendiri. Sementara golongan Jabriyah justru memandang bahwa baik dan buruk berasal dari Allah. Mereka menafikan ikhtiar total dalam perbuatan seorang hamba dan menyandarkannya pada qada dan qadar.

Mu’tazilah beranggapan bahwa hanya keburukan saja yang berasal dari diri mereka, dan meyakini bahwa diri mereka memiliki kebebasan memilih secara total (selain perbuatan buruk) demi menjaga agar tidak menyandarkan keburukan dan kezaliman kepada Allah. Padahal, dengan begitu, mereka telah menyandarkan kelemahan kepada Allah, sedang mereka tidak menyadari.

Adapun Ahlus-Sunnah wal Jamaah, pandangannya berada di pertengahan antara mereka. Mereka mengatakan, ”Perbuatan seseorang dari satu sisi ditentukan Allah, dan dari sisi lain berasal dari ikhtiarnya. Dan seseorang mempunyai peran dalam mewujudkan perbuatannya.”

Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Tidak ada sesuatu yang luput dari pendengaran-Nya apa-apa yang didengar walaupun hal yang tersembunyi.

Tentang Firman Allah
Sesungguhnya Allah Maha Berfirman, memerintah, dan melarang. Firman-Nya tidak menyerupai perkataan makhluk.dan bahwa Al Quran, Taurat, Injil, dan Zabur adalah kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul-Nya. Bahwasanya Al Quran dibaca dengan lisan, ditulis dalam mushaf, dan dihafalkan.

Tentang Perbuatan-perbuatan
Sesungguhnya tidak ada yang wujud selain-Nya melainkan diciptakan oleh perbuatan-Nya, yang memancar dari keadilan-Nya, dengan penuh kebaikan dan kesempurnaan. Dia Maha Bijaksana dalam perbuatan-Nya dan Maha Adil dalam ketetapan-Nya. Allah menciptakan makhluk-Nya dan membebani mereka dengan berbagai kewajiban berdasarkan karunia-Nya, bukan karena kebutuhan-Nya. Kenikmatan yang dianugerahka-Nya berdasarkan kemurahan-Nya, bukan atas dasar kemestian. Adapun azab dan ujian bagi hamba-Nya adalah dalam garis keadilan, bukan perbuatan buruk dan zalim dari-Nya.

Tentang Hari Akhir
Sesungguhnya Allah memisahkan antara ruh dan jasad dengan kematian. Kemudian Dia mengembalikan ruh ke dalam tubuh saat kebangkitan dan berkumpul di Padang Mahsyar. Kemudian mereka diberi kitab catatan amal yang terperinci dan mengetahui ukuran amalnya melalui timbangan yang benar. Kemudian Allah menghisab segala perbuatan dan perkataan mereka, segala rahasia dan hati mereka, niat dan akidah mereka, baik yang ditampakkan maupun yang disembunyikan.
Kemudian mereka akan digiring menuju shirath. Ada yang melaluinya dengan ringan, namun ada pula yang tergelincir, masuk ke dalam neraka. Orang-orang yang berbahagia dihantar kepada Allah Yang Maha Pengasih dan orang-orang yang berbuat dosa digiring ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga.

Tentang Kenabian
Sesungguhnya Allah telah mengutus para nabi dan menguatkan mereka dengan berbagai mukjizat. Wahyu Allah sampai kepada mereka melalui perantara malaikat. Dia telah mengutus Nabi yang ummi, Muhammad al Musthafa dengan risalah-Nya kepada seluruh bangsa Arab, jin, dan manusia. Syariat-syariat nabi sebelumnya dihapus dengan syariatnya. Para makhluk diwajibkan untuk membenarkan segala yang diberitakannya dalam urusan dunia dan akhirat, serta menjadikannya tauladan dalam kehidupan. Firman Allah SWT, ”Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah!” (QS. 59: 7)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar