Senin, 04 Juli 2011

Pemuda Harus Menjadi Generasi yang Bekerja dan Aktif Berdakwah


Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor yang sekadar berfoya-foya, membuang-buang waktu dengan aktivitas-aktivitas yang bersifat hura-hura, dan tidak ada manfaatnya. Melainkan, Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi peloor dan motor penggerak dakwah Islam. Pemuda adalah kelompok masyarakat yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya, diantaranya mereka relatif masih bersih dari pencemaran (akidah maupun pemikiran), mereka memiliki semangat yang kuat dan kemampuan mobilitas yang tinggi.

            Para musuh Islam sangat menyadari hal tersebut, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga mematikan poetnsi tersebut___dari awal___dan menghancurkan para pemuda dengan berbagai kegiatan yang laghwun (bersifat santai dan melalaikan), bahkan destruktif.

            Pemuda yang baik___benar___adalah pemuda yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.     Mereka beramal atau bekerja didasari dengan keimanan atau akidah yang benar. (Q.S. 41 : 33)
2.     Mereka selalu bekerja membangun masyarakat. (Q.S. 18 : 7)
3.     Mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk umat dan masyarakatnya. (Q.S. 9 : 105)

Pemuda Harus Menjadi Generasi yang Menjadi Potret Islam
Para pemuda hendaknya menyadari bahwa mereka haruslah menjadi kelompok yang mampu mempresentasikan nilai-nilai Islam secara utuh bagi masyarakat.
1.     Mereka menjadi generasi yang qalbunya hidup. (Q.S. 42: 88-89) karena senantiasa dekat dengan Al Quran dan tenang dengan zikrullah (Q.S. 13: 28), bukan generasi yang berhati batu (Q.S. 57: 16) akibat jauh dari nilai-nilai Islam atau pun generasi mayat (Q.S. 6: 122) yang tidak bermanfaat tetapi menebar bau busuk kemana-mana.
2.     Dalam menghadapi kesulitan dan tantangan, para pemuda harus sabar dan terus berjuang menegakkan Islam. Hendaklah mereka berprinsip bahwa jika cintanya kepada Allah Swt. benar, semua masalah akan terasa gampang.
3.     Dalam perjuangan, jika yang menjadi ukurannya adalah keridaan manusia maka akan terasa berat, tetapi jika ukurannya keridaannya Allah Swt. maka apalah artinya dunia ini. (Q.S. 16: 96)

Pemuda Harus Menjadi Generasi yang Selalu Aktif Berdakwah dan Berjihad
Jika kita melihat kepada Al Quran , As-Sunnah, sejarah hidup Rasulullah saw., dan para sahabatnya ra., maka akan ditemukan beberapa keutamaan dakwah dan jihad sebagai berikut:

1.     Bahwa para sahabat ra. dalam berdakwah tidak menunggu Al Quran lengkap diturunkan, melainkan setiap satu ayat langsung disampaikan dan didakwahkan. Rasulullah saw. bersabda, “Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat.”
Maka para pemuda tidak harus menunggu menjadi ulama dulu, baru mulai dakwah. Tetapi, mulailah dengan apa yang kita miliki dan laksanakan oleh diri sendiri lebih dulu !

2.     Sebagian besar lafadz doa dalam Islam menggunakan lafal jamak, hanya sedikit yang menggunakan lafal mufrod (tunggal). Bahkan dalam surat Al Fatihah___merupakan rukun shalat___semua doanya dalam lafal jamak. Artinya, bahwa secara halus Allah Swt. menyuruh umatnya selalu memikirkan yang lain dan bekerja sama.

3.     Dalam berdakwah, prinsip yang harus dipegang adalah bahwa kita (dai) lebih butuh terhadap dakwah yang disampaikan daripada orang yang kita dakwahi. Karena dengan berdakwah, kita menjadi banyak membaca dan belajar Islam. Jika objek yang didakwahi menerima dakwah tersebut, kita akan mendapatkan pahala yang besar. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw., “Kalian dapat memberihidayah kepada satu orang itu (pahalanya) lebih baik dari dunia dan seisinya).” Disamping itu, akan membantu memperkuat barisan kelompok pembela kebenaran.


4.     Faidah jhad fi sabilillah (dalam pengertian menegakkan kebenaran) adalah untuk melepaskan kaum yang tertindas dari kezaliman (kezaliman pemahaman atau akidah, maupun kezaliman dari para musuh Allah Swt.) (Q.S. 4: 75), melegakan orang beriman, dan diterimanya taubat kita.

5.     Faidah lain dari jihad fi sabilillah adalah untuk menjadi batu ujian yang membedakan mana orang yang benar-benar beriman dan mana yang munafik. (Q.S. 2: 246-248) Mengapa? Karena orang munafik malas dan tidak mau berangkat jihad. Bagi mereka jihad hanyalah membuang tenaga dan uang sehingga mereka lebih tertarik bersantai-santai menikmati dunia dan mengumpulkan harta.


6.     Jihad harus tetap dilakukan dalam kondisi dan situasinya apapun (Q.S. 9: 41) sampai masyarakat menjadi nyata (zahir) antara yang hak dan yang batil (Q.S. 8: 39), dan tidak ada rasa takut atau paksaan untuk memilih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar