Minggu, 03 Juli 2011

CINTA DI ANTARA ALLAH DAN HAMBA

CINTA DI ANTARA ALLAH DAN HAMBA


Allah swt mencintai hamba-hambaNya. Hal ini Allah nyatakan dalam banyak ayat Al Quran, di antaranya:
“…..Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, …..” (Al Maidah: 54)
Kemudian dalam firmanNya yang lain:
” Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur....” (As-Shaff: 4)

Allah swt memberikan sarana-sarana untuk mendekatkan diri kepadaNya dan memperoleh cintaNya, di antaranya:
1.     Beriman dan bertakwa kepada Allah
Dalam surat Ali Imran ayat 31 disebutkan, ”Katakanlah, ’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku. Niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’”
2.     Memperbanyak zikir kepada Allah
Rasulullah saw bersabda, ”Siapa saja yang merendahkan diri di hadapan Allah, maka Allah akan mengangkatnya. Siapa saja yang takabur di hadapan Allah, maka Allah akan menghinakannya. Siapa saja yang memperbanyak zikir kepada Allah, maka Allah akan mencintainya.” (HR. Ibnu Majah)
3.     Melakukan berbagai amalan sunah
Sabda Rasulullah saw, ”Allah swt berfirman, ’HambaKu tak henti-hentinya mendekatkan diri kepadaKu dengan berbagai amalan sunah hingga Aku mencintainya.’” (HR Al Bukhari). Upaya ini dianggap sebagai sebab bagi kesucian hati dan terangkatnya tirai dari hati. Inilah arti kecintaan Allah terhadap hamba tersebut.

Bukti kecintaan Allah yang lainnya adalah adanya berbagai cobaan yang diberikan Allah kepada hambaNya. Jika hamba tersebut sabar, maka Dia akan memilihnya. Dan jika ia rela dengan cobaan tersebut, maka Dia akan menyucikannya.

Indikasi kecintaan Allah
Bukti cinta Allah kepada hambaNya disampaikan oleh Nabi saw dalam sabdanya, ”Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka tidak ada dosa yang menyusahkannya.” Lalu, beliau membacakan ayat ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat.” (Al Baqarah: 222).  Maksudnya, apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memberinya pertobatan sebelum meninggal, sehingga ia tidak akan terbebani dengan dosa-dosanya terdahulu.

Dalam haditsnya Rasulullah saw bersabda, ”Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan menjadikan seorang pemberi peringatan kepada dirinya, juga sang pencegah terhadap hatinya yang akan memerintahnya dan melarangnya.

Beliau juga bersabda, ”Jika Allah menghendaki seorang hamba itu baik, maka Dia akan memperlihatkan aib dirinya,”.

Indikasi paling signifikan kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah kecintaan hamba itu sendiri kepada Allah. Hal itu sekaligus merupakan bukti kecintaan Allah kepada hamba tersebut.

Perbuatan yang menunjukkan kecintaan Allah pada hambaNya adalah bahwa Dia akan membimbing langsung semua urusannya, baik lahir maupun batin, baik yang transparan maupun rahasia. Dia lah yang memberi petunjuk kepadanya, menghiasi akhlaknya, yang menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, serta meluruskan lahir dan batinnya.

Apabila Allah telah mencintai seorang hamba, maka Dia akan menolong dan melindunginya dari musuh-musuhnya, yaitu dirinya sendiri dan hawa nafsunya. Dia tidak akan membiarkan hamba itu terlantar dan kelelahan menghadapi hawa nafsunya. Dia berfirman, ”Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).


Indikasi Kecintaan Hamba pada Allah
Indikasi kecintaan hamba kepada Allah di antaranya adalah kecintaan dia untuk bertemu dengan kekasih tercinta melalui penyingkapan tabir dan penyaksian langsung di surga. Ketika untuk itu ia harus pergi meninggalkan dunia lewat pintu kematian, mestinya ia juga mencintai kematian, bukan malah lari menjauh darinya.

Indikasi kecintaan yang lain adalah kesediaan berperang dan mencari kesyahidan di jalan Allah. Dia berfirman, ”Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh dan terbunuh.” (At Taubah: 111).

Bukti kecintaan seorang hamba pada Allah juga terlihat dari kesungguhannya memprioritaskan apa yang dicintai Allah dibandingkan dengan apa yang dicintai dirinya sendiri, baik secara lahir maupun secara batin. Oleh karena itu, ia pasti bersusah payah untuk beramal, tidak menuruti keinginan hawa nafsu, dan meninggalkan sikap bermalas-malasan. Ia senantiasa tegar dan berupaya maksimal untuk taat kepada Allah, berusaha mendekatkan diri kepadaNya dengan amalan sunah agar mendapat peringkat istimewa di sisiNya.

Indikasi lainnya yaitu membiarkan dirinya terus berzikir mengingat Allah swt. Lidah dan hatinya tak pernah sunyi dari mengingat dan menyebut asma Allah.

Orang yang hatinya diliputi kecintaan kepada Allah pasti juga mencintai makhluk seluruhnya, karena mereka adalah makhluk-Nya. Lebih-lebih mencintai Al Quran, Rasulullah, dan orang-orang shaleh.

Indikasi lainnya adalah bersenang-senang dengan cara berkhalwat, bermunajat kepada Allah dan membaca kitab-Nya. Orang yang mencintai Allah pasti akan tekun melakukan tahajud, karena ia menjadikan keheningan dan ketenangan malam sebagai kesempatan baik untuk bermunajat tanpa menghadapi banyak rintangan.

Indikasi cinta yang lain adalah tidak menyesal jika ada sesuatu selain Allah terlewati. Sebaliknya, ia benar-benar menyesal ketika sedetik berlalu tanpa zikir mengingat Allah dan mematuhiNya. Ketika lalai, ia segera kembali kepada Allah dan memperbanyak permohonan agar dikasihani dan diridhai serta bersegera untuk bertobat.

Indikasi lainnya adalah adanya kenikmatan dalam ketaatan. Ia tidak merasa letih dan berat dalam taat.

Kemudian, seorang hamba yang mencintai Allah akan selalu giat dan tekun melawan hawa nafsu. Fisik boleh lelah, tetapi hati tidak pernah lelah. Seorang sufi pernah berkata, ”Beramal atas dasar cinta tak akan pernah diliputi rasa letih.”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar