Sabtu, 29 Agustus 2015

Hidup Bahagia Dengan Cinta


Oleh, H. Sofyan Siroj, Lc.MM
Direktur Qolbu Re-Engineering


            Sangat tidak menyenangkan hidup dalam ketidaknyamanan, setiap saat selalu merasa terancam, terzhalimi, tertipu dan tersakiti. Saat anda berbelanja ke pasar anda khawatir ditipu si penjual. Ketika memarkir kendaraan kita was-was akan dicuri maling. Saat mengurus administrasi di kantor layanan publik khawatir ditipu calo atau pegawai yang minta uang lebih dari semestinya. Ketika ke rumah sakit untuk berobat kita khawatir tidak mendapatkan pelayanan yang baik. Ketika musim sekolah tiba kita khawatir tidak mendapatkan kursi untuk anak kita. Saat hendak melakukan ibadah di masjid kita khawatir alas kaki akan hilang. Saat menonton TV atau membaca koran khawatir berita itu tidak benar. Manakala musim hujan tiba kita khawatir banjir datang melanda, begitu pula saat musim kemarau kita khawatir pula dilanda kebakaran dan asap. Bahkan ketika hendak melaksanakan ibadah haji kita khawatir juga dengan berbagai alasan.

Sabtu, 22 Agustus 2015

HIDUP BAHAGIA DENGAN TAUBAT


Bagi sebagian orang, biasa saja, bahkan sangat biasa manakala dosa dilakukan. Padahal tidak terhitung  berapa banyak kesalahan yang telah diperbuat. Ada kadar kesalahannya kecil namun cukup menggelisahkan, ada pula kesalahan besar dianggap angin lalu. Seperti yang digambarkan Rasulullah saw antara orang beriman dan orang munafik saat melihat dosa yang telah dilakukan. Orang yang beriman melihat dosa bagai melihat gunung yang siap menimpanya sedangkan orang munafik melihat dosa seperti melihat seekor lalat yang hinggap dihidungnya kemudian ditepis dengan tangannya.

Kamis, 20 Agustus 2015

TEMUKAN KEBAHAGIAAN DALAM ISLAM


            Semua muslim hari ini dipastikan telah mengucapkan syahadat sebagai gerbang untuk masuk ke dalam agama Islam. Tinggal bagaimana menguak dan mendalami makna yang dikandung oleh syahadat tersebut. Sebagai seorang muslim seharusnya kita telah memahami apa yang menjadi arti syahadat dan menjadikannya sebagai titik perubahan.

            Sejak dulu hingga hari ini jika manusia diajak untuk berpindah kepada Islam mereka akan senantiasa bertanya, Apa yang saya dapatkan dalam Islam? Apakah saya akan memperoleh kebahagiaan ? Selalu saja pertanyaan seperti itu muncul. Kesalahan yang sering dilakukan umat Islam adalah mereka berhenti pada mengucapkan syahadat. Syahadat hanya pelengkap identitas untuk bisa disebut sebagai seorang muslim. Banyak yang tidak tahu tentang Islam sama sekali bahkan yang paling dasar sekalipun. Bahkan untuk melafalkan kembali syahadat (yang dulu pernah diucapkan) sudah cukup membuat kerepotan. Kondisi ini adalah kondisi mustahil menemukan kebahagiaan dalam Islam. Serta mustahil umat Islam menjadi pemimpin peradaban (trendsetter) yang menjadi rujukan semesta. Selaras dengan yang diproklamirkan Islam rahmatan lil’alamin.