Senin, 04 Juli 2011

KALIMAT TAUHID




Tauhid menurut imam Al-Ghazali adalah meyakini bahwa semua persoalan berasal dari Allah SWT tanpa melihat adanya sebab dan perantara. Sehingga semua kebaikan dan keburukan yang tampak berasal dari-Nya. Tauhid akan membuahkan sikap tawakal dan tidak mengadu kepada makhluk.

Mengikuti hawa nafsu merupakan satu sikap yang telah keluar dari koridor tauhid karena orang yang mengikuti hawa nafsu berarti telah menjadikan hawa nafsu tersebut sebagai tuhannya. Firman Allah dalam Al Quran, “Tidakkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” Nabi SAW juga bersabda, “Tuhan hamba di bumi yang paling dibenci Allah adalah hawa nafsu.”

Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi memahami dan mengakui keesaan Allah, sebagaimana Allah SWT nyatakan dalam firmanNya, “Kepada Allah bersujud segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri atau terpaksa, dan (sujud pula) baying-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (QS. Ar-Ra’d: 15).

Segala sesuatu menauhidkan Allah dalam semua kedudukan sesuai dengan rububiyah Tuhan serta sesuai dengan bentuk-bentuk ‘ubudiyah yang telah ditentukan dalam mengaktualisasikan tauhid mereka.

Kalimat Laa ilaaha illa Allah
Kalimat laa ilaaha illa Allah menggabungkan antara nafy (peniadaan tuhan) dan itsbat (penetapan tuhan). Kalimat ini adalah kalimat tauhid, yaitu menetapkan bahwa tiada sesuatu pun yang serupa dengan Allah. Barangsiapa yang menyamakanNya dengan yang lain berarti ia telah berlaku syirik.

Adapun dalil-dalil tentang keesaan Allah yang bersifat nalar dan logika di antaranya sebagai berikut:
1.     keberadaan dua tuhan adalah sesuatu yang mustahil. Karena, jika tuhan ada dua, maka keduanya berkuasa atas segala sesuatu yang dikuasainya
2.     jika keinginan salah satunya tercapai sementara yang lain tidak, berarti yang keinginannya tercapai merupakan Tuhan Yang Berkuasa

Nabi SAW bersabda, ”Sebaik-baik yang  diucapkan olehku dan oleh para nabi sebelumku adalah laa ilaaha illaa Allah.” Seorang hamba baru merasa tentram dan menyukai ungkapan zikir tersebut jika ia terus diamalkan dan dipelihara. Walaupun seseorang memiliki dosa seisi bumi, maka Allah pasti akan memberikan ampunan sebesar dosa tersebut, selama ia tidak berbuat syirik.

Kalimat laa ilaaha illaa Allah merupakan zikir yang utama. Ketika Allah memerintahkanmu untuk melakukan berbagai ketaatan, Allah sama sekali tak turut serta bersamamu. Namun, ketika Allah memerintahkanmu untuk mengucapkan laa ilaaha illaa Allah, Dia turut serta melakukannya. Kalimat laa ilaaha illaa Allah bisa naik sendiri menuju Allah. Sementara ibadah yang lainnya harus dibawa oleh para malaikat. Allah berfirman, ”Kepada-Nya, ucapan yang baik (laa ilaaha illaa Allah) langsung naik, sementara amal shaleh dinaikkan-Nya.” (QS. Fathir : 10).

Nabi SAW pernah bersabda, ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan kalimat laa ilaaha illa Allah. Ketika mereka sudah mengucapkannya, maka terlindungilah darah dan harta mereka dariku kecuali sesuai dengan haknya dan perhitungan mereka ada di tangan Allah.

Ada istilah-istilah yang digunakan untuk kalimat laa ilaaha illaa Allah, yaitu:
1.     Kalimat tauhid
Karena kalimat ini menunjukkan adanya penolakan terhadap semua bentuk kemusyrikan secara mutlak.
2.     Kalimat ikhlas
Karena pada prinsipnya ia merupakan perbuatan kalbu, yang ditujukan untuk taat hanya kepada Allah, mencintai-Nya dan beribadah kepada-Nya.
3.     Kalimat ihsan
Dalam hal ini zikir yang paling baik adalah kalimat laa ilaaha illaa Allah serta pengetahuan yang paling baik adalah pengetahuan tentang laa ilaaha illaa Allah. Dengan demikian, pengetahuan dan zikir tersebut sama-sama ihsan.
4.     Da’wat al-Haqq (seruan yang benar)
Allah berfirman, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah.” (QS. Fushilat: 33)
5.     Kalimat keadilan
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan.” (QS. An Nahl: 90). Menurut Ibn Abbas ra, yang dimaksud adil dalam ayat tersebut adalah kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah.
6.     Ucapan yang baik
Allah berfirman,”Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan yang baik (al-thayyib)” (QS. Al Hajj: 24)
7.     Kalimat thayyibah
Allah berfirman, “Perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik.” (QS. Ibrahim: 24)
8.     Kalimat yang teguh
Allah berfirman,”Dia meneguhkan (iman) orang-orang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,” (QS. Ibrahim: 27)
9.     Kalimat takwa
Allah berfirman,”Lalu Dia mewajibkan kepada mereka kalimat takwa.” (QS. Al-Fath: 26)
10.                       Kalimat yang kekal
Allah berfirman,”Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu sebagai kalimat yang kekal pada keturunannya.” (QS. Al-Zukhruf: 28)
11.                       Kalimat istiqamah
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah.” (Fushilat: 30)
12.                       Kalimat yang paling tinggi
Allah berfirman, “Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Sementara kalimat Allah adalah yang paling tinggi.” (QS. At-Taubah: 400.
13.                       Perumpamaan yang paling tinggi
Allah berfirman, “Milik Allah-lah perumpamaan yang paling tinggi itu.” (An Nahl: 40)
14.                       Perjanjian
Firman Allah, “Mereka tidak dapat memberi syafaat kecuali orang yang telah mengucapkan (mengadakan) perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.” (Maryam: 87).
15.                       Kunci langit dan bumi
Allah berfirman,”Hampir-hampir langit pecah lantaran ucapan itu, lalu bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh. Hal itu karena mereka menyatakan bahwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (Maryam: 90-91)
16.                       Kalimat al-Haq
Allah berfirman,”Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat adalah) orang yang mengakui al-haq dan mereka mengetahuinya.” (Zukhruf: 86)
17.                       Tali buhul yang Amat kuat
Allah berfirman, “Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.” (Al Baqarah: 256)
18.                       Kalimat yang benar
Allah berfirman, “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad SAW) serta orang yang membenarkannya (Abu Bakar), mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (az-Zumar: 33)
19.                       Kalimat yang tidak mengandung perselisihan
Allah berfirman, “Marilah menuju kepada kalimat yang tidak mengandung perselisihan antara kami dan kalian.” (Ali Imran: 64).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar