Jumat, 01 Februari 2013

Menakar Masa Depan PKS


Dalam perjalanan ke Singapura baru-baru ini Ust. Luthfi Hasan Ishaq (LHI) bertemu dengan agen Mossad Israel. “Melihat perkembangan PKS saat sekarang ini, bisa dipastikan PKS akan menjadi partai dua besar di Indonesia, dan kami  (Israel) tidak akan rela dengan kondisi seperti ini,” jelasnya. Ini status salah satu dari petinggi PKS di Jejaring sosial Facebook.

Lautan yang tenang tak akan pernah menghasilkan nakhoda yang tangguh. Langit yang cerah tidak akan pernah melahirkan pilot yang piawai. Bangunan yang kokoh perlu ujian didera angin badai untuk menguji kekokohannya. Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang menghembusnya. Sosok yang terlahir di tengah badai, takkan goyang oleh tiupan angin.

Drama penangkapan LHI dinilai banyak pihak adalah rekayasa politik yang sangat tidak elegan. Di tengah terpuruknya citra partai-partai politik di Indonesia, Cuma PKS yang belum tersentuh. Sebagai Partai Islam terbesar saat ini PKS nampaknya menjadi sasaran tembak untuk meruntuhkan citra baiknya yang terbangun selama ini. Citra Bersih, Peduli dan professional itu semakin nyata tatkala di akhir tahun 2012 ini PKS termasuk Partai yang Kadernya tidak ada tersandung Kasus korupsi.

Momen banjir Jakarta juga semakin menguatkan posisi PKS sebagai Partai yang peduli terhadap sesama dan sigap dalam tugas-tugas sosial dan kemanusiaan. Sehingga citra bekerja untuk Indonesia tidak hanya citra di atas angan bahkan terpatri menjadi rasa di dalam hati masyarakat Indonesia khususnya  bagi warga Jakarta.

Secara Internasional PKS juga dianggap sebagai Partai Islam yang paling berhasil menyatu dengan budaya tempatan, bila dibandingkan dengan Partai AKP di Turki dan Partai FJP di Mesir. Analisis para pakar politik Internasional juga banyak yang memprediksi PKS akan mampu menjadi salah satu patron politik dunia Islam ketika beradaptasi dengan system demokrasi. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyatakan PKS akan tampil menjadi juru bicara dunia Islam vis a vis eropa dan Amerika serikat yang mengusung ideology kapitalis-liberalis.

Memang kita sangat terkejut dan bersedih. Bahkan banyak ahli hukum yang menilai janggal. Namun, kita janganlah menjadikan KPK sebagai musuh. Terutama dari fungsionaris dan kader PKS harus cerdas dan bijaksana, bergerak secara sistematis dan tidak tergesa-gesa dan reaktif menghadapi ujian ini.

Ingatlah, KPK adalah sahabat kita untuk memperbaiki bangsa ini. Siapapun yang berkomitmen membangun negeri ini bersama-sama adalah sahabat. Kita tidak dapat membangun negeri ini sendirian. Selama ini PKS sudah membuktikan dirinya bisa menjadi perekat sumber-sumber potensial kekuatan bangsa ini. Maka PKS jangan terjebak untuk menjadikan KPK sebagai musuh. Pandanglah mereka sebagai sahabat, membangun negeri ini lebih baik.

Setidaknya perlu diluruskan beberapa hal yang ganjil dalam isu suap LHI ini. Pertama, Johan Budi  menyampaikan  dibeberapa media bahwa LHI dijemput dalam rangka pemeriksaan atau mengantarkan surat pemeriksaan dan bahkan Johan berkali-=kali mengulangi percakapan ini. Tapi pada kenyataannya pengacara mengatakan LHI dijemput menggunakan surat penangkapan paksa (M Assegaf, Pengacara LHI).

Kedua, AF yang selama ini dikatakan sebagai kader PKS, ditegaskan bahwa AF bukanlah kader PKS dan tidak dikenal di jajaran PKS (konfirmasi, detik.com, islamedia.web.id).

Ketiga, AF yang selama ini beredar adalah sekretaris pribadi LHI itu tidak benar, sesuai bantahan dari Ayi Muzayni yang merupakan protokoler LHI yang mengenal Betul LHI (kofirmasi, islamedia.web.id)

Keempat, di banyak media bahwa LHI ditangkap bersama wanita AM itu tidak benar dan ini berita yang sesat dan menyesatkan (konfirmasi, detik.com, dakwatuna.com, republika.co.id)
Kelima, Hartono adalah sekretaris LHI yang sebenarnya telah menegaskan bahwa tidak mengenal AF sama sekali dan AF bukanlah sekretaris pribadi LHI (konfirmasi islamedia.web.id).

Kita tidak ingin sebenarnya masuk dalam pihak pro dan kontra. Tapi mencoba menganalisis dengan jernih pokok permasalahannya. Kalau drama penangkapan LHI ini tidak dilihat secara akal sehat maka akan banyak pihak yang tercederai. LHI selaku tersangka kasus suap sapi impor yang ditangani oleh KPK, bisa saja nantinya menjadi skenario untuk membenturkan PKS dengan KPK sehingga penegakan kasus korupsi yang sedang berjalan saat sekarang ini terkendala dan terhalang jalannya.

Selain itu, para pendengar, pengamat, terlebih lagi pihak-pihak yang selama ini membenci PKS, akan kehilangan akal sehat dan jati diri mereka karena akan melakukan pembenaran terhadap berita yang berkembang. Sebagai seorang yang berakal kita hendaknya menelisik permasalahan ini dengan seksama dan hati yang lapang.

Apatah lagi lingkungan sosial politik dan ketatanegaraan kita belum berjalan apik. Masih banyak undang-undang yang terkesan menguntungkan sepihak dan sangat lentur. Parahnya lagi sebagian penegak hukumnya ada yang bekerja sama dengan tersangka keburukan.
Kepada kader PKS jika ini fitnah, maka ini adalah ujian untuk menunjukkan tingkat kemurnian cita-cita dan perjuangan PKS memperbaiki Indonesia. Dalam bahasa arab fitnah berarti pembakaran. Seorang leksikograf muslim termashur al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat menyebutkan hakikat “fitnah” sebagai sesuatu yang dapat memperjelas keadaan manusia dalam hal kebaikan dan kejahatannya.

Ibarat panas bagi proses pemurnian emas. Maka dalam bahasa Arab jika logam emas sedang mengalami proses pembakaran dengan api untuk mengetahui kadar kemurniannya. Logam emas itu disebut sedang dilanda fitnah.

Atas dasar itu, dalam bahasa Arab makna dasar “fitnah” diartikan sebagai pembakaran atau pencairan emas guna menguji kadar kemurniaanya. Maka “fitnah” berarti pembakaran, ujian cobaan, godaan, pesona atau sesuatu yang membakar (status akun facebook Abu ridho). Semoga ini benar adalah fitnah dan nanti akan Nampak kadar kemurnian baik dari LHI,KPK maupun PKS.

Kita ditakdirkan menjadi manusia, buka syetan ataupun malaikat, sehingga meyebabkan kita tidak bisa lepas dari dua tarikan; tarikan iman, himmah (semangat)nya, pemikiran dan rasa tanggungjawab. Karena ia selalu berusaha mengerjakan amal shaleh dan bertekad mengerjakan kebaikan dan amal shaleh.

Dakwah adalah perjalanan panjang berliku. Perlu dasar pijakan kuat untuk memulainya. Sebab, perjalanan ini tak kenal kata berhenti. Hanya dibenarkan melepas lelah.  Melepas lelah di oase-oase yang tersebar disepanjang perjalanan. Biar dahaga jiwanya lepas. Bila jiwanya dahaga inilah awal kehancuran. Dahaganya akan diisi oleh hawa nafsu oase syetan. Maka, kesesatan dan kemaksiatanlah yang nampak padanya. Inilah fenomena yang dialami setiap aktivis yang menekuni gerakan pendidikan Islam (amal tarbawi Islami) di sepanjang perjalanannya.

Dari mana pun mulainya, perjalanan hidup memang tak akan pernah lepas dari cobaan. Bentuknya tidak seperti yang disadari banyak orang: derita, sedih, dan sejenisnya. Karena sesuatu yang menyenangkan pun ujian. Di antara yang menyenangkan itu adalah uang atau harta. Dan justru, inilah ujian berat yang tidak banyak orang bisa mulus melalui lubang gelapnya.

Itulah yang dimaksud Sayyid Quthb dalam tafsir Azh-Zhilal ketika mengomentari surah Al-Anbiya ayat 35. Firman Allah swt., “…Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Seorang mukmin hidupnya kadang mirip peladang. Tak pernah lelah membuka lahan, menanam benih, merawat, menjaga, dan akhirnya menikmati indahnya tanaman yang mulai berbuah. Tapi, jangan pernah menanggalkan parang. Karena dalam kebun juga ada ular, babi hutan, dan anjing liar.

Para pengamat banyak mengatakan bahwa kasus ini akan membawa efek positif dan negatif bagi masa depan PKS ke depan. Bila terbukti maka akan berdampak pada turunnya citra PKS dan momen-momen pilkada terutama di Jawa barat. Tapi kalau tidak terbukti malah bisa menjadi investasi PKS untuk menjadi lebih besar dan solid. Selain itu, jika tidak terbukti maka para musuh PKS akan berpikir ulang untuk mengeruk keuntungan di air keruh. Karena akan terbukti PKS itu solid, cerdas, sistematika bergerak dan berpikir mantap dan tidak reaktif. Terakhir, kepada para kader PKS, jika takut akan gelombang maka jangan membangun rumah di bibir pantai.

Saat sekarang ini kita harus bisa menganalisis lalu mengambil simpulan. Selanjutnya kita harus melakukan analisis sekali lagi dan baru mengambil kesimpulan. Cerita ini belum berakhir mari kita ikuti saja kasus ini dengan tenang. Ini adalah skenario panjang yang pasti akan berakhir. Semoga berakhir dengan husnul khotimah.