Senin, 01 Februari 2016

SYAHADAT PINTU GERBANG KEBAHAGIAAN DALAM ISLAM



SYAHADAT PINTU GERBANG KEBAHAGIAAN DALAM ISLAM
Oleh H.Sofyan Siroj, Lc, MM



            Semua muslim mengucapkan syahadat sebagai gerbang untuk masuk ke dalam agama Islam. Setiap muslim wajib menguak dan mendalami makna yang dikandung oleh syahadat dan menjadikannya sebagai titik perubahan.

            Sejak dulu hingga hari ini jika manusia diajak untuk berpindah kepada Islam mereka akan senantiasa bertanya, Apa yang saya dapatkan dalam Islam? Apakah saya akan memperoleh kebahagiaan ? Selalu saja pertanyaan seperti itu muncul. Kesalahan yang sering dilakukan umat Islam adalah mereka berhenti pada mengucapkan syahadat. Syahadat hanya pelengkap identitas untuk bisa disebut sebagai seorang muslim. Banyak yang tidak tahu tentang Islam sama sekali bahkan yang paling dasar sekalipun. Bahkan,  untuk melafalkan kembali syahadat (yang dulu pernah diucapkan) sudah cukup membuat kerepotan. Mustahil Mereka menemukan kebahagiaan dalam Islam. Serta mustahil umat Islam menjadi pemimpin peradaban (trendsetter) yang menjadi rujukan semesta. Selaras dengan yang diproklamirkan Islam rahmatan lil’alamin.


Mempelajari Islam sesungguhnya adalah mempelajari kebahagiaan. Kebahagiaan dunia yang ditandai dengan khusyuknya kita beribadah kepada Allah SWT. Dalam al-Qur’an, syarat khusyuk ada dua hal ; tidak ada rasa lapar, dan tidak ada pula rasa takut. Kondisi inilah yang disebut dengan sejahtera, aman dan tenteram. Dalam keadaan begini seorang manusia bisa beribadah dengan sangat baik. Keyakinan akan pertolongan dan keputusan yang ditetapkan Allah SWT akan membuat hati seorang muslim menjadi tenang.

Syahadat adalah pintu gerbang untuk berislam. Sehingga tidak bisa dikatakan berperilaku islami jika syahadat belum diikrarkan, sebaik apapun perilaku tersebut. Abu Thalib adalah contohnya, paman nabi Muhammad SAW, ia melakukan segala macam cara melindungi  Rasulullah  dan dakwahnya. Namun sampai akhir hayat ia tidak mengucapkan syahadat. Sehingga segala amal yang dilakukan Abu Thalib menjadi sia-sia.

“ Dan kami perlihatkan kepada mereka segala amal yang mereka kerjakan. Lalu kami menjadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (QS. Al-Furqan :23)

Begitulah amal-amal orang kafir, diakui oleh Allah SWT. Disebabkan mereka tidak berislam maka amal kebaikan mereka menjadi tiada berguna.

Ikrar syahadat merupakan  titik balik dan awal perubahan kepada yang lebih baik. Pemahaman dan pendalaman makna syahadat mutlak dilakukan. Banyaknya kemaksiatan dan kejahatan dilakukan oleh orang yang mengaku beragama Islam,  merupakan   pertanda bahwa mereka tidak memahami secara benar makna syahadat yang diucapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar