Sabtu, 22 Agustus 2015

HIDUP BAHAGIA DENGAN TAUBAT


Bagi sebagian orang, biasa saja, bahkan sangat biasa manakala dosa dilakukan. Padahal tidak terhitung  berapa banyak kesalahan yang telah diperbuat. Ada kadar kesalahannya kecil namun cukup menggelisahkan, ada pula kesalahan besar dianggap angin lalu. Seperti yang digambarkan Rasulullah saw antara orang beriman dan orang munafik saat melihat dosa yang telah dilakukan. Orang yang beriman melihat dosa bagai melihat gunung yang siap menimpanya sedangkan orang munafik melihat dosa seperti melihat seekor lalat yang hinggap dihidungnya kemudian ditepis dengan tangannya.


Sudah menjadi takdir manusia sejak pertama kali diciptakan. Ada daya tarik menarik antara kebaikan dan keburukan. Sifat khilaf dan lupa adalah bagian penyempurna seseorang untuk disebut manusia. Jika manusia tidak pernah salah maka ia bukanlah manusia tetapi malaikat begitu juga sebaliknya jika selalu salah dan membangkang maka ia juga bukan manusia tetapi iblis. Manusia berada diantara keduanya.

Karena Allah SWT tahu manusia akan sering melakukan kesalahan maka Allah SWT sediakan pintu taubat untuk menghapus kesalahan-kesalahan tersebut. Tanpa itu manusia akan berkubang dalam lumpur dosa. Selamanya.

Orang yang bertaubat  sesungguhnya adalah orang yang tahu dan mengenal dirinya dengan baik begitu juga dengan Dzat yang telah menciptakannya. Semakin seseorang mengenal dirinya maka semakin kenal pula ia dengan Allah SWT. Adalah Rasulullah saw sepanjang siang dan malam mengisi waktunya dengan taubat kepada Allah SWT. Padahal ia adalah manusia yang ma’sum (terbebas dari dosa), hal ini dikarenakan Rasulullah adalah manusia yang sangat mengenal dirinya dibandingkan dengan manusia lain sepanjang sejarah.

Selain untuk menghapus dosa yang telah dilakukan, taubat juga merupakan zikir kepada Allah SWT sehingga taubat yang benar melahirkan ketenangan jiwa. ”Alaa bidzikrillahi tathmainnul qulub” ( dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram). Dan kebahagiaan sesungguhnya adalah tenteramnya jiwa. Ketenteraman akan datang manakala hilangnya rasa ketakutan, kegelisahan. Rasa takut dan gelisah adalah buah dari perbuatan dosa yang telah dilakukan. Kegelisahan dan ketakutan saat melakukan dosa merupakan pertanda radar hati kita masih berfungsi. Betapa banyak orang ketika melakukan dosa namun ia terlihat ’tenang’ hal ini menandakan hatinya telah mati. Allah SWT telah menutup rapat hati mereka dari kebenaran dan Allah membiarkan mereka dalam kesesatan.

Merupakan sebuah kebohongan jika seseorang mengatakan ia mencintai Allah SWT namun ia tidak bertaubat. Karena salah satu bukti seseorang mencintai Allah adalah taubat yang ia lakukan. Seorang pencinta tidak akan mau melakukan kesalahan sekecil apapun kepada yang dicintainya namun jika kesalahan terlanjur dilakukan, segala daya dan upaya akan dilakukan untuk memperoleh sepotong maaf dan ampunan. Allah SWT berfirman :

” Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung ( An-Nur : 31)

Merasa berdosa jauh lebih baik dari pada merasa bersih. Karena orang yang merasa melakukan dosa akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang telah ia lakukan. Sebaliknya orang yang merasa tidak merasa berdosa ia tidak merasa perlu untuk memperbaiki apapun.  Padahal tidak satupun manusia yang luput dari kesalahan. Bertaubat adalah proses membersihkan kesalahan, bertaubat adalah dzikir, taubat adalah lambang cinta kepada Sang Pencipta, bertaubat adalah jalan kebahagiaan dan keberuntungan. Wallahu a’lam bishshawab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar