Sabtu, 18 April 2015

Melihat Kebakaran


Apabila kalian melihat kebakaran bertakbirlah, karena sesungguhnya takbir dapat memadamkannya (Riwayat Ibnu Asakir)
Hadist ini menganjurkan kepada kita bertakbir bila melihat kebakaran, niscaya api akan padam. Dianjurkan demikian karena setan berasal dari api, sedangkan dalam hadist lain disebutkan, apabila suara azan diserukan maka setan lari terbirit-birit dengan nafas yang terengah-engah. Diantara lafaz azan terdapat takbir. Oleh karena itu, bila terjadi kebakaran hendaklah bertakbir, insya Allah dengan seizin-Nya kebakaran akan padam.[1]
Kebakaran erat hubungannya dengan bencana atau musibah. Manusia zaman sekarang ada yang aneh, ketika ada musibah seperti kebakaran mereka jadikan sebagai arena selfie yang menarik. Alih-alih membantu korban bencana, malah menyusahkan aparat pemadam kebakaran saat musibah kebakaran terjadi.

Hadist ini juga mengajarkan kepada kita sesungguhnya musibah yang ditimpakan Allah SWT kepada kita agar kita mentauhidkan-Nya, memotivasi menjalankan seluruh syariat-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mau berbenah memperbaiki diri, meninggalkan kemaksiatan dan segala yang menjerumuskan kepada dosa.
Pembenahan ini mencakup aspek fisik dan aspek spiritual. Pembenahan Aspek fisik kita perlu semaksimal mungkin menangkal bencana dan musibah dengan berbagai sarana dan prasarananya. Misalnya, merancang masterplan pembangunan yang komprehensif, tatakota yang bisa mereduksi kerugian jika terjadi bencana, membangun drainase yang baik, dan mengelola perangkat pencengahan dan peringatan dini dari bahaya kebakaran.
Pembenahan spiritual (ruhiyah) agar setiap bencana dapat disikapi dengan sabar dan sarana mentauhidkan Allah SWT. Tidak ada di kalangan manusia manapun yang suka kepada bencana, karena bencana sangat menyusahkan. Namun, harus ada upaya penyadaran bahwa di kalangan manusia baik perseorangan maupun secara kelompok, sekalipun ia berkuasa, status sosial yang tinggi dan kaya raya, Ada yang ditimpa bencana sekali-kali saja, ada yang selalu, ada yang ringan, ada yang berat, ada yang terjadi pada dirinya atau keluarganya agar bisa menyikapi bencana sebagai takdir dan ujian  Allah SWT.



[1]Buya H. Muhammad Alfis Chaniago. Indeks Hadist&Syarah 1.885 Hadist Pilihan dari 6 Kitab Shaheh.2008. Alfonso Pratama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar