Apabila
kalian melihat kebakaran bertakbirlah, karena sesungguhnya takbir dapat
memadamkannya (Riwayat Ibnu Asakir)
Hadist ini menganjurkan kepada kita bertakbir
bila melihat kebakaran, niscaya api akan padam. Dianjurkan demikian karena
setan berasal dari api, sedangkan dalam hadist lain disebutkan, apabila suara
azan diserukan maka setan lari terbirit-birit dengan nafas yang terengah-engah.
Diantara lafaz azan terdapat takbir. Oleh karena itu, bila terjadi kebakaran
hendaklah bertakbir, insya Allah dengan seizin-Nya kebakaran akan padam.[1]
Kebakaran erat hubungannya dengan bencana
atau musibah. Manusia zaman sekarang ada yang aneh, ketika ada musibah seperti
kebakaran mereka jadikan sebagai arena selfie
yang menarik. Alih-alih membantu korban bencana, malah menyusahkan aparat
pemadam kebakaran saat musibah kebakaran terjadi.
Hadist ini juga mengajarkan kepada kita
sesungguhnya musibah yang ditimpakan Allah SWT kepada kita agar kita
mentauhidkan-Nya, memotivasi menjalankan seluruh syariat-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Mau berbenah memperbaiki diri, meninggalkan kemaksiatan
dan segala yang menjerumuskan kepada dosa.
Pembenahan ini mencakup aspek fisik dan aspek
spiritual. Pembenahan Aspek fisik
kita perlu semaksimal mungkin menangkal bencana dan musibah dengan berbagai
sarana dan prasarananya. Misalnya, merancang masterplan pembangunan yang
komprehensif, tatakota yang bisa mereduksi kerugian jika terjadi bencana,
membangun drainase yang baik, dan mengelola perangkat pencengahan dan
peringatan dini dari bahaya kebakaran.
Pembenahan
spiritual (ruhiyah) agar setiap
bencana dapat disikapi dengan sabar dan sarana mentauhidkan Allah SWT. Tidak
ada di kalangan manusia manapun yang suka kepada bencana, karena bencana sangat
menyusahkan. Namun, harus ada upaya penyadaran bahwa di kalangan manusia baik
perseorangan maupun secara kelompok, sekalipun ia berkuasa, status sosial yang
tinggi dan kaya raya, Ada yang ditimpa bencana sekali-kali saja, ada yang
selalu, ada yang ringan, ada yang berat, ada yang terjadi pada dirinya atau
keluarganya agar bisa menyikapi bencana sebagai takdir dan ujian Allah SWT.
[1]Buya H.
Muhammad Alfis Chaniago.
Indeks Hadist&Syarah 1.885 Hadist Pilihan dari 6 Kitab Shaheh.2008. Alfonso
Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar