Saudaraku/Kau tahu bencana datang
lagi/Porak lagi negeri ini/Hilang sudah selera orang-orang untuk
mengharap/Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu/ Sudah sedari lama
berbaris-baris/memanggil-manggil.
Keluarlah…. Keluarlah
saudaraku/Dari kenyamanan mihrabmu/ Dari kekhusu’an I’tikafmu/dari keakraban
sahabat-sahabatmu.
Keluar…keluarlah sahabatku/Dari
keheningan mesjidmu/ Bawa ruh-ruh sajadahmu ke jalan-jalan/Ke pasar-pasar, ke
majelis yang terhormat/ ke kantor-kantor pemerintahan/ dan pusat-pusat
pengambilan keputusan.
Keluar…. Keluarlah saudaraku/
Dari nikmat kesendirianmu/ Satukanlah kembali hati-hati yang berserakan ini/
kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa/ Pimpinlah dengan cahaya kafilah/
Nurani yang terlatih/ Di tengah gurun badai kehidupan
Sambut saja ia/Engkaulah yang ia
cari.
Bait-bait puisi ini diklaim oleh
Faidhi Rizani di kronologi Facebooknya sebagai karya Anis Matta. Setelah drama
isu suap LHI bergulir Anis Matta dinobatkan sebagai nakhoda baru PKS ditengah
badai konspirasi yang melanda PKS. Selaras dengan political statement Anis
yang begitu menghentak baik untuk internal dan eksternal.
Secara internal political statement ini adalah sarana untuk koreksi kedalam dan
membangun kebersamaan untuk kesolidan kader. Sedangkan secara eksternal
menunjukkan PKS mempunyai imunitas dari berbagai konspirasi, dan sangat yakin
mampu keluar dari kemelut ini.
Bila dibandingkan dengan gerakan
Hamas yang juga seringsekali terjadi pembunuhan secara fisik kepada para
pemimpinnya. Tapi bangunan kokoh gerakannya tidak pernah mati. Regenerasi
kepemimpinan berlangsung sangat cepat. Bahkan tidak kalah kualitasnya dengan
pendahulunya. Misalnya, ketika terjadi pembunuhan syekh Ahmad Yasin, tiba-tiba
dunia dikejutkan oleh tampilnya sosok, Abdul Aziz Rantisi, Ismail Haniyah dan
Khalid Misyal yang begitu cemerlang.
Begitu juga dengan PKS, bisa jadi
dengan drama LHI ini akan muncul pemimpin-pemimpin baru yang lebih energik dan
elegan. Sosok Anis Matta adalah salah satunya. Banyak harapan Anis akan membawa
PKS lebih baik dari pada pendahulu-pendahulunya. Lekat dengan nilai-nilai
tarbiyah dan inovasi baru dalam pergerakan politik. Setiap zaman punya karakteristiknya,
punya tokoh khasnya dan juga diperlukan wawasan yang khas.
Berbeda dengan empat pendahulunya
yang lebih konsevatif, Anis Matta adalah seorang progresif yang penuh dengan
ide-ide yang sangat muda. Bukan tidak mungkin
Anis akan membawa PKS ke tengah lautan lagi, dimana para nelayan akan
mendapatkan ikan yang lebih banyak. Namun, semakin ke tengah artinya semakin
banyak badai.
Saat ini adalah fase ujian
terberat bagi PKS. Mihwar Muassasi (fase perjuangan struktur perpolitikan) menuju Mihwar Dauli (Fase mengelola Negara)
memang tidak mudah. Kelihatannya Allah ingin memperpendek jarak antara masa ini
dengan mengirimkan badai tsunami politik ini kepada PKS. Seperti halnya juga
yang terjadi di Mesir, hanya perlu waktu 18 hari dari visi masa depan 20 tahun
yang akan datang dari gerakan dakwah di sana. Akhirnya mereka mengelola negara.
Kejadian di jazirah Arab itu jauh
diluar prediksi akal manusia. Tanda-tanda kebangkitan itu sudah mulai
ditampakkan Allah. Sekarang apakah PKS termasuk salah satu lokomotif dan gerbong dari kemenangan besar tersebut?
Jawabannya masih akan kita lihat di hari-hari mendatang.
Keluar…. Keluarlah saudaraku/
Dari nikmat kesendirianmu/ Satukanlah kembali hati-hati yang berserakan ini/
kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa/ Pimpinlah dengan cahaya kafilah/
Nurani yang terlatih/ Di tengah gurun badai kehidupan
Sambut saja ia/Engkaulah yang ia
cari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar