Dalam
perjalanan ke Singapura baru-baru ini Ust. Luthfi Hasan Ishaq (LHI) bertemu
dengan agen Mossad Israel. “Melihat perkembangan PKS saat sekarang ini, bisa
dipastikan PKS akan menjadi partai dua besar di Indonesia, dan kami (Israel) tidak akan rela dengan kondisi
seperti ini,” jelasnya. Ini status salah satu dari petinggi PKS di Jejaring
sosial Facebook.
Lautan yang
tenang tak akan pernah menghasilkan nakhoda yang tangguh. Langit yang cerah
tidak akan pernah melahirkan pilot yang piawai. Bangunan yang kokoh perlu ujian
didera angin badai untuk menguji kekokohannya. Semakin tinggi pohon, maka
semakin kencang pula angin yang menghembusnya. Sosok yang terlahir di tengah
badai, takkan goyang oleh tiupan angin.
Drama
penangkapan LHI dinilai banyak pihak adalah rekayasa politik yang sangat tidak
elegan. Di tengah terpuruknya citra partai-partai politik di Indonesia, Cuma
PKS yang belum tersentuh. Sebagai Partai Islam terbesar saat ini PKS nampaknya
menjadi sasaran tembak untuk meruntuhkan citra baiknya yang terbangun selama
ini. Citra Bersih, Peduli dan professional itu semakin nyata tatkala di akhir
tahun 2012 ini PKS termasuk Partai yang Kadernya tidak ada tersandung Kasus
korupsi.
Momen banjir
Jakarta juga semakin menguatkan posisi PKS sebagai Partai yang peduli terhadap sesama
dan sigap dalam tugas-tugas sosial dan kemanusiaan. Sehingga citra bekerja
untuk Indonesia tidak hanya citra di atas angan bahkan terpatri menjadi rasa di
dalam hati masyarakat Indonesia khususnya
bagi warga Jakarta.
Secara Internasional
PKS juga dianggap sebagai Partai Islam yang paling berhasil menyatu dengan
budaya tempatan, bila dibandingkan dengan Partai AKP di Turki dan Partai FJP di
Mesir. Analisis para pakar politik Internasional juga banyak yang memprediksi
PKS akan mampu menjadi salah satu patron politik dunia Islam ketika beradaptasi
dengan system demokrasi. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyatakan PKS akan
tampil menjadi juru bicara dunia Islam vis a vis eropa dan Amerika serikat yang
mengusung ideology kapitalis-liberalis.
Memang kita
sangat terkejut dan bersedih. Bahkan banyak ahli hukum yang menilai janggal.
Namun, kita janganlah menjadikan KPK sebagai musuh. Terutama dari fungsionaris
dan kader PKS harus cerdas dan bijaksana, bergerak secara sistematis dan tidak
tergesa-gesa dan reaktif menghadapi ujian ini.
Ingatlah,
KPK adalah sahabat kita untuk memperbaiki bangsa ini. Siapapun yang berkomitmen
membangun negeri ini bersama-sama adalah sahabat. Kita tidak dapat membangun
negeri ini sendirian. Selama ini PKS sudah membuktikan dirinya bisa menjadi
perekat sumber-sumber potensial kekuatan bangsa ini. Maka PKS jangan terjebak
untuk menjadikan KPK sebagai musuh. Pandanglah mereka sebagai sahabat,
membangun negeri ini lebih baik.
Setidaknya
perlu diluruskan beberapa hal yang ganjil dalam isu suap LHI ini. Pertama, Johan Budi menyampaikan
dibeberapa media bahwa LHI dijemput dalam rangka pemeriksaan atau
mengantarkan surat pemeriksaan dan bahkan Johan berkali-=kali mengulangi
percakapan ini. Tapi pada kenyataannya pengacara mengatakan LHI dijemput menggunakan
surat penangkapan paksa (M Assegaf, Pengacara LHI).
Kedua, AF yang selama ini dikatakan sebagai kader PKS, ditegaskan bahwa
AF bukanlah kader PKS dan tidak dikenal di jajaran PKS (konfirmasi, detik.com,
islamedia.web.id).
Ketiga, AF yang selama ini beredar adalah sekretaris pribadi LHI itu tidak
benar, sesuai bantahan dari Ayi Muzayni yang merupakan protokoler LHI yang
mengenal Betul LHI (kofirmasi, islamedia.web.id)
Keempat, di banyak media bahwa LHI ditangkap bersama wanita AM itu tidak
benar dan ini berita yang sesat dan menyesatkan (konfirmasi, detik.com,
dakwatuna.com, republika.co.id)
Kelima, Hartono adalah sekretaris LHI yang sebenarnya telah menegaskan
bahwa tidak mengenal AF sama sekali dan AF bukanlah sekretaris pribadi LHI
(konfirmasi islamedia.web.id).
Kita tidak
ingin sebenarnya masuk dalam pihak pro dan kontra. Tapi mencoba menganalisis
dengan jernih pokok permasalahannya. Kalau drama penangkapan LHI ini tidak
dilihat secara akal sehat maka akan banyak pihak yang tercederai. LHI selaku
tersangka kasus suap sapi impor yang ditangani oleh KPK, bisa saja nantinya
menjadi skenario untuk membenturkan PKS dengan KPK sehingga penegakan kasus
korupsi yang sedang berjalan saat sekarang ini terkendala dan terhalang
jalannya.
Selain itu,
para pendengar, pengamat, terlebih lagi pihak-pihak yang selama ini membenci
PKS, akan kehilangan akal sehat dan jati diri mereka karena akan melakukan
pembenaran terhadap berita yang berkembang. Sebagai seorang yang berakal kita
hendaknya menelisik permasalahan ini dengan seksama dan hati yang lapang.
Apatah lagi
lingkungan sosial politik dan ketatanegaraan kita belum berjalan apik. Masih
banyak undang-undang yang terkesan menguntungkan sepihak dan sangat lentur.
Parahnya lagi sebagian penegak hukumnya ada yang bekerja sama dengan tersangka
keburukan.
Kepada kader
PKS jika ini fitnah, maka ini adalah ujian untuk menunjukkan tingkat kemurnian
cita-cita dan perjuangan PKS memperbaiki Indonesia. Dalam bahasa arab fitnah
berarti pembakaran. Seorang leksikograf muslim termashur al-Jurjani dalam kitab
At-Ta’rifat menyebutkan hakikat “fitnah” sebagai sesuatu yang dapat memperjelas
keadaan manusia dalam hal kebaikan dan kejahatannya.
Ibarat panas
bagi proses pemurnian emas. Maka dalam bahasa Arab jika logam emas sedang
mengalami proses pembakaran dengan api untuk mengetahui kadar kemurniannya.
Logam emas itu disebut sedang dilanda fitnah.
Atas dasar
itu, dalam bahasa Arab makna dasar “fitnah” diartikan sebagai pembakaran atau
pencairan emas guna menguji kadar kemurniaanya. Maka “fitnah” berarti
pembakaran, ujian cobaan, godaan, pesona atau sesuatu yang membakar (status
akun facebook Abu ridho). Semoga ini benar adalah fitnah dan nanti akan Nampak
kadar kemurnian baik dari LHI,KPK maupun PKS.
Kita
ditakdirkan menjadi manusia, buka syetan ataupun malaikat, sehingga meyebabkan
kita tidak bisa lepas dari dua tarikan; tarikan iman, himmah (semangat)nya, pemikiran dan rasa tanggungjawab. Karena ia
selalu berusaha mengerjakan amal shaleh dan bertekad mengerjakan kebaikan dan
amal shaleh.
Dakwah
adalah perjalanan panjang berliku. Perlu dasar pijakan kuat untuk memulainya.
Sebab, perjalanan ini tak kenal kata berhenti. Hanya dibenarkan melepas
lelah. Melepas lelah di oase-oase yang
tersebar disepanjang perjalanan. Biar dahaga jiwanya lepas. Bila jiwanya dahaga
inilah awal kehancuran. Dahaganya akan diisi oleh hawa nafsu oase syetan. Maka,
kesesatan dan kemaksiatanlah yang nampak padanya. Inilah fenomena yang dialami
setiap aktivis yang menekuni gerakan pendidikan Islam (amal tarbawi Islami) di sepanjang perjalanannya.
Dari
mana pun mulainya, perjalanan hidup memang tak akan pernah lepas dari cobaan.
Bentuknya tidak seperti yang disadari banyak orang: derita, sedih, dan
sejenisnya. Karena sesuatu yang menyenangkan pun ujian. Di antara yang
menyenangkan itu adalah uang atau harta. Dan justru, inilah ujian berat yang
tidak banyak orang bisa mulus melalui lubang gelapnya.
Itulah
yang dimaksud Sayyid Quthb dalam tafsir Azh-Zhilal ketika mengomentari surah
Al-Anbiya ayat 35. Firman Allah swt., “…Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.”
Seorang
mukmin hidupnya kadang mirip peladang. Tak pernah lelah membuka lahan, menanam
benih, merawat, menjaga, dan akhirnya menikmati indahnya tanaman yang mulai
berbuah. Tapi, jangan pernah menanggalkan parang. Karena dalam kebun juga ada
ular, babi hutan, dan anjing liar.
Para
pengamat banyak mengatakan bahwa kasus ini akan membawa efek positif dan
negatif bagi masa depan PKS ke depan. Bila terbukti maka akan berdampak pada
turunnya citra PKS dan momen-momen pilkada terutama di Jawa barat. Tapi kalau
tidak terbukti malah bisa menjadi investasi PKS untuk menjadi lebih besar dan
solid. Selain itu, jika tidak terbukti maka para musuh PKS akan berpikir ulang
untuk mengeruk keuntungan di air keruh. Karena akan terbukti PKS itu solid,
cerdas, sistematika bergerak dan berpikir mantap dan tidak reaktif. Terakhir,
kepada para kader PKS, jika takut akan gelombang maka jangan membangun rumah di
bibir pantai.
Saat
sekarang ini kita harus bisa menganalisis lalu mengambil simpulan. Selanjutnya
kita harus melakukan analisis sekali lagi dan baru mengambil kesimpulan. Cerita
ini belum berakhir mari kita ikuti saja kasus ini dengan tenang. Ini adalah
skenario panjang yang pasti akan berakhir. Semoga berakhir dengan husnul
khotimah.